Halaman

Selasa, 26 September 2017

KOROSI

Korosi (Perkaratan)
Reaksi redoks antara logam dan beberapa zat yang berada di lingkungan akan menghasilkan senyawa-senyawa lain yang tidak dikehendaki disebut korosi atau perkaratan. Pada peristiwa korosi terjadi potensial listrik yang berbeda antara zat-zat pengotor pada besi atau baja dengan permukaan normal yang tidak mengandung campuran. Permukaan besi yang mengandung zat pengotor lebih mudah menangkap elektron atau melepas elektron sehingga berfungsi sebagai katode atau anode.
Besi mengalami oksidasi dan bertindak sebagai anode.
Fe(s)         Fe2+(aq)  +  2e-                    E0 = +0,44 volt
Elektron bergerak ke bagian lain dari besi yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g)     +   4H+    +  4e-                                2H2O(l)              E0 = +1,23 volt
O2(g)           +   2H2O(l)   +  4e-                 4OH-(aq)            E0 = +0,40 volt
            Oksidasi ion Fe2+ yang terjadi di anode berlanjut membentuk Fe3+ dan besi (III) oksida yang mengikat air (Fe2O3.xH2O) sehingga hal itu disebut karat besi.
          Faktor-faktor yang mempercepat korosi sebagai berikut.
1.      Tingkat keasaman/zat terlarut pembentuk asam
Korosi akan lebih cepat terbentuk dalam lingkungan asam. Terjadi di daerah-daerah industri yang banyak menghasilkan gas CO2 dan SO2.
2.      Kontak langsung dengan senyawa elektrolit
Senyawa elektrolit mempunyai fungsi sebagai jembatan garam, sehingga pergerakan elektron semakin tinggi dan cepat terjadi korosi.
3.      Kontak dengan logam lain
Korosi dapat diperlambat atau dipercepat karena adanya kontak dengan logam lain.
4.      Kerapatan logam
Adanya celah yang dapat menangkap pengotor-pengotor lain (debu, air, dan oksigen).
5.      Adanya O2
6.      Letak logam dalam deret potensial reduksi

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi.
1.      Mengusahakan pencampuran zat-zat dalam logam tersebar homogen.
2.      Mengecat untuk mencegah kontak permukaan logam dengan udara. Cat yang biasa digunakan adalah cat yang mengandung timbal dan seng.
3.      Melumuri dengan oli atau gemuk untuk mencegah kontak dengan air.
4.      Pelapisan dengan timah (tin plating). Pelapisan dilakukan pada besi-besi yang utuh (tidak cacat) secara elektrolisis yang disebut electroplating.
5.      Penyalutan (galvanisasi). Besi disalut dengan lapisan tipis seng. E0 seng lebih kecil dari besi, sehingga seng teroksidasi membentuk lapisan ZnO pada permukaan besi.
6.      Pelapisan dengan kromium (chromium plating). Kromium dapat memberi lapisan pelindung yang mengkilap, walaupun lapisan kromium ada yang rusak.
7.      Perlindungan katodik/pengorbanan anode (sacrificial protection). Magnesium merupakan logam yang lebih aktif (mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini banyak digunakan pada perlindungan pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut.
Sumber: Kimia untuk SMA/MA Kelas XII Semester Gasal, Viva Pakarindo, KTSP 2006

Tidak ada komentar: