KEMOSINTESIS
Pengertian
Peristiwa asimilasi dengan zat kimia sebagai
sumber energinya disebut sebagai kemosintesis,organisme pelakunya disebut sebagai
organisme kemosintetik atau kemoautotrof.
Organisme kemoautotrof ini juga menggunakan CO2 sebagai sumber karbonnya, akan tetapi energy untuk melakukan proses asimilasi berasal dari energy kimia , bukan dari cahaya.
Energy diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diperoleh dari lingkungannya , missal : sulfide, nitrogen , sulfur, besi, ammonia, nitrit.
Organisme kemoautotrof ini juga menggunakan CO2 sebagai sumber karbonnya, akan tetapi energy untuk melakukan proses asimilasi berasal dari energy kimia , bukan dari cahaya.
Energy diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diperoleh dari lingkungannya , missal : sulfide, nitrogen , sulfur, besi, ammonia, nitrit.
Prokariota
paling awal à
organisme kemoautotrof yang
mendapatkan energi dari bahan kimia anorganik dan menghasilkan energinya
sendiri
FeS + H2S à FeS2 + H2 +
energi bebas
Protein membrane pada prokariota
awal kemungkinan menggunakan sebagian energi bebas yang dihasilkan untuk
memecahkan produk H2 menjadi proton dan electron serta menghasilkan
suatu gradient proton sepanjang membrane plasmanya. Dalam bentuk primitive
kemiosmosis, gradient tersebut kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
sintesis ATP.
Percobaan yang dilakukan oleh Van
Niel pada tahun 1930-an untuk mengamati proses fotosintesis pada bakteri yang
membuat karbohidratnya dari CO2 tetapi tidak melepaskan O2, menyimpulkan
bahwa pada bakteri tersebut CO2 tidak terurai menjadi karbon dan
oksigen. Satu kelompok bakteri menggunakan hydrogen sulfide (H2S)
dan bukannya air untuk fotosintesis, dan menghasilkan titik sulfur (belerang)
warna kuning sebagai produk limbah dengan persamaan kimianya:
CO2 + 2H2S à CH2O + H2O
+ 2S
Kemosintesis
hanya dimiliki oleh beberapa jenis mikroorganisme, misalnya bakteri belerang
nonfotosintetik (Thiobacillus) dan bakteri nitrogen (Nitrosomonas
dan Nitrosococcus).
Untuk mikroorganisme laut dapat
dibedakan menjadi 2 kategori:
1.
Ditempat yang jarang tersedia
molekul hidrogen, energi yang tersedia dari reaksi antara CO2 dan H2
(yang mengawali produksi metana, CH4) dapat menjadi cukup besar
untuk menjalankan produksi biomassa.
2. energi untuk kemosintesis didapat
dari reaksi antara O2 dan substansi seperti hidrogen sulfida atau
amonia. Pada kasus kedua, mikroorganisme kemosintetik bergantung pada
fotosintesis yang berlangsung di tempat lain dan memproduksi O2 yang
mereka butuhkan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar