Halaman

Minggu, 20 Agustus 2017

Kualitas Hidup

Kualitas Hidup
Seringkali kita membaca atau mendengar orang menyebut kualitas hidup pada banyak kesempatan atau berbagai konteks. Tetapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kualitas hidup? Sebenarnya berbicara mengenai kualitas hidup tidak dapat dilepaskan dari kualitas kesehatan secara keseluruhan.
Dalam konstitusinya, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization = WHO) menegaskan arti kesehatan meliputi “kesehatan fisik, mental, dan sosial secara keseluruhan”. Karena itu, pengukuran kesehatan dan perawatan kesehatan tidak hanya ditunjukkan oleh perubahan frekuensi dan beratnya penyakit, melainkan juga harus meliputi kenyamanan hidup yang dapat dinilai melalui peningkatan kualitas hidup.
WHO mengartikan kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai porsinya dalam kehidupan, dalam konteks kultur dan sisitem nilai dimana mereka hidup, dan dalam hubungan dengan tujuan, harapan, standar yang ada, dan perhatian mereka.
Kualitas hidup meliputi empat ranah (domain) dalam kehidupan, yaitu
1.      Ranah fisik
2.      Ranah psikososial
3.      Ranah hubungan sosial
4.      Ranah lingkungan
Setiap ranah meliputi beberapa aspek yang menentukan kualitas hidup setiap orang. Berikut semua aspek yang termasuk dalam setiap ranah.
No.
Ranah
Aspek
I
Fisik
1.      Aktivitas sehari-hari
2.      Ketergantungan pada obat
3.      Energi dan kelelahan
4.      Mobilitas
5.      Nyeri dan tidak nyaman
6.      Kapasitas kerja
7.      Tidur dan istirahat
II
Psikososial
8.      Perasaan positif
9.      Berpikir, belajar, ingatan dan konsentrasi
10.  Harga diri
11.  Citra dan penampilan tubuh
12.  Perasaan negatif
13.  Spiritualitas/agama/keyakinan pribadi
III
Hubungan sosial
14.  Hubungan pribadi
15.  Dukungan sosial
16.  Aktivitas seksual
IV
Lingkungan
17.  Keamanan dan keselamatan fisik
18.  Lingkungan rumah
19.  Sumber dana
20.  Jaminan kesehatan dan social: ketersediaan dan kualitasnya
21.  Kesempatan mendapat informasi baru dan keterampilan
22.  Partisipasi dan kesempatan untuk rekreasi/santai
23.  Lingkungan fisik (polusi/udara/lalulintas/cuaca)
24.  Transportasi
Dari duapuluh empat aspek yang termasuk dalam empat ranah di atas, tampak sebagian besar berkaitan dengan keadaan dan fungsi tubuh apakah sehat, normal, atau terganggu karena sebab tertentu. Perhatikan saja berbagai aspek ini: nyeri dan tidak nyaman, energy dan kelelahan, tidur dan istirahat, berpikir, belajar, ingatan dan konsentrasi, citra dan penampilan tubuh, mobilitas, aktivitas setiap hari, ketergantungan pada obat dan pengobatan, kapasitas kerja, aktivitas seksual, keamanan dan keselamatan fisik, jaminan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik.
Beberapa aspek lain seperti perasaan positif, harga diri, perasaan negatif, dan hubungan pribadi, juga berkaitan erat dengan kondisi kesehatan. Demikian juga dengan partisipasi dan kesempatan untuk berekreasi. Sebagai contoh, perempuan yang mengalami menopause sehingga mengalami bebrapa keluhan, secara psikis merasa tidak seperti dulu. Akibatnya, banyak yang mengalami perasaan negatif, merasa kurang percaya diri bahkan rendah diri. Sama halnya pria yang mengalami disfungsi ereksi, misalnya karena diabetes mellitus, banyak yang merasa rendah diri.
Seseorang yang tidak sempat atau tidak mampu merasakan rekreasi akan merasakan irama hidup yang tanpa keseimbangan. Keadaan ini juga menurunkan nilai kualitas hidupnya karena kesempatan rekreasi termasuk salah satu aspek dalam ranah lingkungan.
Orang yang tidak dapat mengekspresikan agama atau keyakinan pribadinya pasti merasa terganggu, dan berdampak pada kualitas hidupnya. Karena itulah secara universal setiap orang harus dihormati dan bebas mengekspresikan agama atau keyakinan pribadinya.
Kualitas hidup yang ditentukan oleh keduapuluh empat aspek dalam empat ranah kehidupan itu dapat dipertahankan dan ditingkatkan dengan melakukan berbagai upaya memperlambat atau menunda proses penuaan.
Bila muncul berbagai kemunduran fungsi tubuh, baik kaarena penyakit maupun proses penuaan yang dibiarkan, maka kualitas hidup menurun. Sebagai contoh, kalau hormon testosteron menurun tajam, maka dorongan seksual terhambat, fungsi ereksi atau relaksasi otot polos vagina juga terhambat. Ini berarti aktivitas sosial, yang merupakan salah satu aspek dalam ranah hubungan sosial menjadi terganggu. Artinya, salah satu aspek yang menentukan nilai kualitas hidup menurun.
Contoh lain, kalau seseorang mengalami kekurangan hormon tiroid (hipotiroid), maka dia akan merasakan gejala antara lain kelelahan dan menurunnya energi. Ini berarti salah satu aspek dalam ranah fisik terganggu, sehingga nilai kualitas hidup juga turun.
Dengan memperhatikan setiap aspek di atas, semua orang dapat menilai bagaimana kualitas hidupnya. Kualitas hidup yang rendah berpengaruh terhadap kapasitas kerja, yang selanjutnya menghambat pencapaian dan kemajuan. Sebaliknya, kalau kualitas hidup baik, maka kapasitas kerja juga baik untuk mencapai hasil yang lebih baik.


Pangkahila, Wimpie, 2011, Anti-Aging Tetap Muda dan Sehat, Jakarta: Penerbit Buku Kompas. 

Tidak ada komentar: