Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia
Berbicara mengenai minyak
atsiri, kita tidak dapat lepas dari membahas masalah bau dan aroma, karena
fungsi minyak atsiri yang paling luas dan paling umum diminati adalah sebagai
pengharum, baik itu sebagai parfum untuk tubuh, kosmetik, pengharum ruangan,
pengharum sabun, pasta gigi, pemberi cita rasa pada makanan maupun produk rumah
tangga lainnya. Tidak begitu banyak atau hanya beberapa jenis minyak atsiri
yang popular digunakan sebagai bahan terapi terhadap suatu jenis penyakit atau
yang lebih populer dengan istilah terapi aroma.
Sering timbul pertanyaan
mengapa minyak atsiri dari satu tumbuhan memiliki aroma yang berbeda dengan
minyak atsiri dari tumbuhan lainnya. Bahkan kebanyakan minyak atsiri memiliki
aroma sangat spesifik. Hal ini tidak lain karena setiap minyak atsiri memiliki
komponen kimia yang berbeda. Komposisi atau kandungan masing-masing komponen
kimia tersebut adalah hal yang paling mendasar dalam menentukan aroma maupun
kegunaannya (sebagai bahan pengharum, kosmetik, obat, dll). Jadi, penentuan
komponen penyusun dan komposisi masing-masing komponen tersebut di dalam minyak
atsiri merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kegunaan, kualitas
ataupun mutu dari suatu minyak atsiri.
Namun, sifat fisik
terpenting minyak atsiri adalah sangat mudah menguap pada suhu kamar sehingga
sangat berpengaruh dalam menentukan metode analisis yang akan digunakan untuk
menentukan komponen kimia dan komposisinya dalam minyak asal. Harus digunakan
metode analisis yang dapat meminimalkan hilangnya sebagian komponen selama
proses analisis berlangsung.
Sumber minyak atsiri alami
Ditinjau dari sumber
alami minyak atsiri, substansi mudah menguap ini dapat dijadikan sebagai sidik
jari atau ciri khas dari suatu jenis tumbuhan karena setiap tumbuhan
menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang berbeda. Dengan kata lain, setiap
jenis tumbuhan menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang spesifik. Memang ada
beberapa jenis minyak atsiri yang memiliki aroma yang mirip, tetapi tidak
persis sama, dan sangat bergantung pada komponen kimia penyusun minyak
tersebut. Perlu diingat bahwa tidak semua jenis tumbuhan menghasilkan minyak
atsiri. Hanya tumbuhan yang memiliki sel glandula sajalah yang bisa
menghasilkan minyak atsiri.
Famili tumbuhan
Lauraceae, Myrtaceae, Rutaceae, Myristicaceae, Astereaceae, Apocynaceae,
Umbeliferae, Pinaceae, Rosaceae, dan Labiatae adalah famili tumbuhan yang
sangat populer sebagai penghasil minyak atsiri. Indonesia dengan hutan tropik
yang begitu luas menyimpan ribuan spesies tumbuhan dari berpuluh famili,
termasuk famili tumbuhan yang potensial sebagai penghasil minyak atsiri. Hal ini
merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai harganya yang dimiliki oleh Indonesia.
Puluhan, bahkan ratusan,
spesies tumbuhan dari famili Lauraceae hidup tersebar dari Sabang sampai
Merauke. Spesies yang palin populer dari famili tumbuhan ini sebagai penghasil
minyak atsiri adalah Cinnamomum burmanni
atau kayu manis dengan senyawa sinemaldehida sebagai komponen utama. Jenis tumbuhan
ini telah diusahakan dalam bentuk perkebunan dan merupakan komoditas ekspor Indonesia
semenjak zaman kolonial Belanda. Di samping C.
burmanni, dikenal juga beberapa Cinnamomum
lainnya, walaupun sebagian bukan tumbuhan asli Indonesia, antara lain C. cassia, C. javanicum, C. verum,
dan C. sintoc.
Litsea cubeba atau kemukus merupakan spesies yang paling populer dari genus
Litsea,sedangkan dari marga Cryptocarya dikenal C. massoi dengan komponen spesifik massoi lakton. Masih banyak lagi
genus lainnya dari famili tumbuhan ini yang dapat dilihat pada buku karangan
Kosterman yang berjudul Bibliography of
Lauraceae. Daerah sebaran Cinnamomum
dan Cryptocarya di Indonesia terbagi
dalam dua wilayah yang cukup menarik untuk dicermati. Daerah Indonesia bagian
barat dan tengah umumnya didominasi oleh populasi Cinnamomum seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi,
sedangkan Cryptocarya populasinya
lebih dominan di daerah Indonesia timur, terutama Irian Jaya.
Tumbuhan dari famili Myrtaceae
yang sangat populer di Indonesia adalah Melaleuca
leucadendron atau kayu putih, sedangkan Eucalyptus
lebih banyak tersebar di Australia. Minyak atsiri dari daun tumbuhan kayu
putih, yang memiliki sineol sebagai komponen utamanya, telah dikenal sejak lama
untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti masuk angin, keseleo, pilek,
dan rematik.
Pala (Myristica ftagrans) merupakan spesies
yang sangat terkenal dari tumbuhan famili Myristicaceae. Walaupun kebanyakan
dari kita hanya mengenal tumbuhan asli Pulau Banda (Maluku) ini sebagai rempah,
bumbu masak, atau di Bogor dibuat asinan, pala juga dapat meningkatkan
aktivitas mental atau yang lebih dikenal dengan bahan psikoaktif
(psikotropika). Penyebabnya adalah aktivitas senyawa safrol, terutama
miristisin dan elemisin, yang terkandung pada minyak atsirinya. Wanita hamil
sangat berisiko mengalami keguguran yang bisa mengakibatkan kematian jika
mengkonsumsi buah pala lebih dari 9 buah.
Banyak produk rumah
tangga seperti pengharum ruangan, sabun, atau yang lainnya memiliki aroma jeruk
manis, jeruk nipis, lemon, dan sebagainya. aroma ini merupakan campuran minyak
atsiri yang berasal dari tumbuhan famili Rutaceae. Sayangnya saat ini lebih
banyak digunakan bahan sintetiknya. Limonena sering diidentikkan sebagai
senyawa identitas pada minyak atsiri yang berasal dari famili Rutaceae ini karena
minyak atsiri dan famili tumbuhan ini umumnya mengandung limonene, walaupun
kandungannya sangat beragam.
Dalam industri parfum
modern, minyak atsiri yang berasal dari bunga kenanga (Canagium odoratum) merupakan bahan dasar yang banyak dipakai pada
formulasi berbagai produk yang bernilai ekonomi tinggi. Di pasar internasional,
minyak ini dikenal dengan minyak ilang-ilang yang memiliki aroma menyejukkan. Sungguh
sangat disayangkan, minyak kenanga asal Indonesia yang dikenal dengan minyak
kenanga jawa (java cananga) termasuk
ke dalam kategori minyak kelas dua, sehingga nilai jualnya pun lebih rendah
dibandingkan dengan minyak asal Perancis, Comoro, dan Filipina atau negara
lainnya. Hal ini sebenarnya dapat dimengerti jika ditelusuri apa yang menjadi
penyebabnya. Minyak ilang-ilang asal negara lain memiliki kandungan benzil benzoat
yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kenanga jawa. Padahal,
dalam formulasi parfum kelas satu, senyawa ini memiliki peranan yang sangat
penting untuk membuat parfum dapat bertahan lebih lama. Begitu juga dengan
kandungan β-linalool yang memiliki aroma menyegarkan, kandungannya lebih
rendah pada minyak kenanga jawa.
Selanjutnya, minyak basil
merupakan salah satu minyak atsiri yang banyak kegunaannya untuk tujuan terapi
aroma. Minyak atsiri ini diisolasi dari selasih (Ocimum basilicum) yang merupakan salah satu tumbuhan famili Labiatae.
Selain digunakan sebagai parfum, minyak yang memiliki esdragol sebagai komponen
utamanya ini juga digunakan sebagai salah satu bahan untuk terapi berbagai
jenis penyakit seperti asma, sakit kepala, dan batuk. Kegunaan missal basil ini
dalam hal terapi aroma diuraikan secara lengkap oleh Cooksley dalam bukunya Aromatherapy.
Agusta, Andria, 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia,
Bandung: Penerbit ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar