Penghujung Desember
Telah tersampaikan dengan jelas pesan seseorang pada sahabatnya. Bukan dengan
bahasa yang mudah dieja menurut aturan tata bahasa, baik bahasa ibu ataupun
bahasa lainnya. Mungkin juga, bahasa itu multi arti bagi yang lainnya. Tapi
tidak bagi keduanya, yang telah bersama-sama entah sudah berapa lamanya tanpa
mengikrarkan ikatan sebagai sahabat ataupun ikatan yang lebih karib lagi,
seperti halnya saudara. Hanya dengan bahasa tanda, yang hanya mereka berdua
yang bisa membacanya.
Dengan penerangan seadanya, di gubuk yang biasa dan tak beralaskan apapun
kecuali anyaman dari bambu mereka berdua saling membicarakan hal-hal yang
menurut mereka layak dan perlu dibicarakan. Namun, lagi-lagi, pembicaraan
mereka mungkin bagi orang lain adalah pembicaraan yang aneh bin ajaib. Mereka berbicara
tentang bulan.
“Yok, kau tahu tak apa artinya pertemanan?” Antok mengawali obrolan malam
itu.
“Tahu lah awak. Pertemanan itu hubungan antara dua orang. Betul tak?”
Yoyok menjawab santai sambil membuka bungkus permen kesukaannya.
“Menurut kau bulan-bulan itu berteman nggak?”
“Apa maksud kau ini? Bulan kan cuma satu, mana mungkin dia punya teman.”
“Eh maksudku bukan bulan yang itu, Yok.”
“Terus bulan yang mana lagi, kita kan hidup di bumi, cuma ada satu bulan
Ntok di bumi ini.”
“Maksudku bulan-bulan yang ada di kalender Yok. hehe” Antok menjawabnya
sambil mringis.
“Ealah, kalau bulan itu tentu saja berteman. Kan mereka sudah digolongkan
dan disatukan menjadi nama-nama yang jika kesemuanya lengkap berarti disebut
satu tahun.”Jawaban Yoyok sedikit matematis.
“Keren banget Yok, jawabanmu. Nggak salah ya kalau kamu dulu ngambil
jurusan matematika. Ternyata bisa menyambung-nyambungkan suatu hal dengan
bidangmu.”Antok memuji Yoyok.
“Ah, bisa saja kau kalau memuji Ntok. Ada apa dengan pertemanan
bulan-bulan itu?” Tanya Yoyok penasaran.
“Gini, desember dan januari tak pernah berkenalan, tapi mereka disatukan
atas nama bulan yang menyusun tahun. Desember sering disebut akhir bulan atau
penutup tahun, sedangkan januari disebut sebagai awal bulan atau pembuka tahun. Selalu saja ada
yang dinanti-nanti dari keduanya. Tapi aku masih ragu apakah mereka benar-benar
berteman atau tidak?” Antok menjelaskan keraguannya.
Seperti biasanya, sebagai ahli matematika, Yoyok menjawab dengan rumus
silogismenya, jika x maka y. “Pertemanan selalu saja diawali dengan perkenalan,
yang lebih awal lagi umumnya diawali dengan pertemuan atau perjumpaan. Kata orang-orang
dari dulu, “tak kenal maka tak sayang” adalah kata-kata pengantar untuk memulai
perkenalan. Bisa untuk candaan, pun bisa juga untuk acara perkenalan yang lebih
serius lagi seperti halnya ketika seorang lelaki yang ingin mengkhitbah
perempuan yang disukainya, biasanya dari masing-masing perwakilan wali
menuturkan tentang putra/putrinya.”
“Jadi?” Antok masih belum paham.
“Jadi, kebolehjadian mereka memang berteman, dan kebolehjadian yang lain
mereka tidak berteman.” Lagi-lagi Yoyok menjawab ala ahli matematika, ia menjawab
seperti halnya menjawab soal peluang.
“Kau malah tambah mebuatku bingung Yok.” Jawab Antok.
“Coba kita kupas satu-satu ya, Ntok. Pertama, kemungkinan mereka
benar-benar berteman. Hal ini didasarkan pada bukti yang ada, desember dan
januari masuk dalam daftar kelompok bulan. Nah, biasanya kalau sudah masuk
dalam satu lingkup itu umumnya adalah karena mereka satu, mereka sepaham,
berteman.”
“Lha, kalau musuh dalam selimut?” Antok bertanya kritis.
“Kalau itu beda lagi. Sementara kita positive
thinking dulu kalau yang satu rumpun biasanya satu hati, satu tujuan.”
“Emm, Oke. Lanjut yang kedua?”
“Kedua, kemungkinan mereka tidak saling berteman. Namun bisa juga mereka
dikatakan saling berteman namun sebenarnya tidak saling mengenal.”
“Lha kok gitu Yok?”
“Desember kan posisinya di akhir, dalam keseharian disebut sebagai
penghujung bulan, kondisinya berarti dapat dianggap kondisi penentu, berhasil,
gagal ataukah kritis? Tutup bulan biasanya dilakukan dengan introspeksi diri,
apakah rencana-rencana yang disusun di permulaan tahun sudah tercapai semua
atau belum? Apakah sudah tercapai dengan baik atau belum? Sedangkan januari
adalah permulaan bulan yang biasanya dimaknai sebagai permulaan untuk menyusun
rencana ke depan, memulai perbaikan
kalau di tahun sebelumnya banyak hal-hal yang masih jauh dari harapan atau
target awal.”
Pertanyaan tentang apakah bulan-bulan itu saling berteman atau tidak awalnya
hanya pertanyaan asal dari Antok yang ingin memulai obrolan di malam itu. Hanya
saja, kini dia malah merasa seperti salah bertanya pada sahabatnya itu. Dia berhenti
membahasnya dengan langsung ganti topik pembicaraan yang lain agar obrolan
terus berlanjut.
Tanpa disangka, obrolan kembali lagi ke topik awal, yakni mengenai bulan.
Ah, entah siapa tadi yang memulai. Mungkin karena sebentar lagi akan ada
perayaan yang biasanya dirayakan di akhir tahun, perayaan malam tahun baru.
“Jadi, kesimpulannya apakah desember dan januari berteman atau tidak
tergantung si desembernya, apakah ia menutupnya dengan hasil sesuai rencana si
januari atau tidak. Kalau iya, berarti desember telah jadi teman baik januari.”Yoyok
menyimpulkan.
Dari percakapan itu Antok mengerti bahwa pertemanan adalah tentang
kecocokan untuk sama-sama berjuang menggapai tujuan. Silahkan berteman dengan
siapa saja, asal tujuan baikmu tetap dapat terpenuhi dengannya, bukan malah
merusak tujuan baikmu, membelokkanmu ke fasa kritis, bahkan yang lebih fatal
lagi.
Yogyakarta,
27 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar