Halaman

Senin, 29 Juni 2015

Catatan Najwa Tentang Darah Muda


Darah Muda

Indonesia punya tujuh puluh juta anak muda,
kekuatan besar yang tak boleh tersia-sia

Di tengah kecamuk materialisme hidup,
generasi muda harus terus berkata sanggup

Dahulu merdeka dari penjajah,
kini dari kebiasaan buruk yang tak mau berubah

Membangun karya dalam sunyi,
dengan ikhlas karena cinta pada negeri

Kebanggaan profesi bukan karena materi,
tapi seberapa banyak bisa mengabdi

Menilai hidup dari kerja nyata,
bukan semata posisi dan harta benda

Berani muncul melawan arus,
mendobrak kepalsuan yang terlanjur serius


Jika kaum tua mudah lelah dalam kemapanan,
anak muda datang menghentak dengan gebrakan

Catatan Najwa Tentang Sihir Selera Impor


Sihir Selera Impor

Budaya pop melaju tak kenal permisi,
larut bersama arus utama globalisasi

Indonesia punya seperempat miliar manusia,
lebih banyak terpengarah geliat dunia

Warga negara terjebak menjadi konsumen,
negara berpuas diri menjadi penguntip

Padahal senin dan budaya kita tak kalah magis,
jangan sampai tenggelam dengan tragis

Di dalam budaya pop ada kelihaian meracik kemasan,
serta keunggulan dalam pemasaran

Indonesia seharusnya punya tawaran jelas,
mengemas khasanah dan adiluhung identitas


Dua ratus lima puluhan juta warga berhak berbangga,
menjadi pemberi daripada hanya penerima

Catatan Najwa Tentang Generasi Pembelajar


Generasi Pembelajar

Jika pengajaran adalah transfer pengetahuan,
pendidikan harus menumbuhkan kesadaran

Mengaktifkan pikiran secara merdeka,
agar kreatifitas tumbuh dengan leluasa

Karena pengekangan hanya melahirkan pembungkaman
dan kemandirian disalah arti dengan ketundukan

Generasi pembelajar adalah generasi yang tak saja mendapat pengetahuan
namun juga pemahaman

Generasi ini lebih baik belajar mengerti
agar lebih bijak pula memahami

Menjadi pribadi dengan pikiran penuh keterbukaan,
bukan penghafal diktat yang sekedar taat

Terus belajar dan mencari selagi muda,
tidak hanya ikut dengan cuma-cuma dan tanpa bertanya

Jangan takut salah dan berbuat alpa,
sebab dari situ para pembelajar bisa dewasa


Karena hidup adalah rangkaian tanya demi tanya,
dan generasi pembelajar selalu berusaha mencari jawabannya

Catatan Najwa Tentang Mencari Pendekar KPK


Mencari Pendekar KPK

Dukungan publik masih cukup banyak,
KPK harus secepatnya kembali bergerak

Kinerja KPK perlu segera membaik,
agar para koruptor tidak leluasa tanpa terusik

Pemimpin baru harus bisa menjawab kebutuhan,
memimpin KPK melewati berbagai karang persoalan

Mutlak mereka yang bernyali,
agar keberaniannya tak gampang terkebiri

Kriminalisasi juga harus selekasnya dihentikan,
agar orang-orang bersih bisa terlibat tanpa ketakutan

Para penyeleksi di DPR juga harus ditekan,
agar memilih bukan berdasar sempitnya kepentingan

Indonesia kini sedang memanggil kembali,
putra-putri terbaik yang sudi memberantas korupsi

Anda tidak boleh diam,
orang-orang bersih tidak boleh bungkam


Rakyat menunggu pendekar KPK berikutnya,
agar korupsi tidak terus merajalela, agar harapan tak lekas sirna

Catatan Najwa Tentang Mantra Layar Kaca


Mantra Layar Kaca

Media menggenggam publik luar biasa,
katanya sabda lakunya menyerupai mantra

Media selalu punya kesempatan emas,
membangun keterlibatan sosial dan solidaritas

Sebab media punya kewajiban publik,
menyuguhkan hal penting menjadi menarik

Terdepan mengawasi praktik korupsi,
mengajak anak muda turut peduli nasib negeri ini

Memberi suara kepada yang tak bisa bersuara,
walau itu berarti mengusik penguasa

Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat,
mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab

Menyumbang sehatnya demokrasi,
saat orang berdaya dan turut berpartisipasi


Membuat publik melek informasi,
agar tak mudah termakan fitnah dan caci maki

Catatan Najwa Tentang Buka-bukaan Bola


Buka-bukaan Bola

Sepak bola seperti petaka
saat penjaganya kumpulan pemangsa

Kompetisi dilacurkan,
perputaran fulus haram dibiarkan bahkan dipelihara

Ini permainan olahraga
bukan permainan bandar judi bola

Hasil akhir ditentukan daya juang dan kemampuan
bukan oleh uang yang dipertaruhkan

Sepakbola kita memang begitu menyedihkan,
skandal demi skandal terus bermunculan

Kekalahan seperti tak cukup,
selalu diikuti kabar miring yang membuat takjub

Sudah banyak laporan dan keluhan
tapi para pengurus terus berpangku tangan

Tak ada niat serius memberantas dari dalam,
kasus demi kasus dibiarkan terpendam

Sepak bola bersih hanya jadi retorika
untuk selamatkan citra penguasa sepak bola

Tidak bisa lagi polisi berdiam diri
karena organisasi yang katanya peduli hanya bisa berkelit membela diri

Catatan Najwa Tentang Melihat ke Timur

Melihat ke Timur

Di timur ada eksotisme yang mempesona,
ada juga kegelisahan yang membahana

Aroma rempah yang mengundang kolonialisme,
derita panjang yang berujung nasionalisme

Lama dilupakan dalam pembangunan,
dipanggang api pertikaian dan perseteruan

Timur bukan tanah yang dijanjikan,
timur adalah tanah yang terus diberi janji dan harapan yang tak pasti

Mereka tak banyak meminta,
hanya keadilan sebagaimana mestinya

Sebab Indonesia adalah barat, tengah dan timur,
tak boleh ada bagian yang jatuh tersungkur

Jika di timur ada yang terluka,
di barat harus juga merasa duka

Jika yang tergores ada padamu,
yang mengerang haruslah suaraku

Itulah persatuan dalam jiwa dan perasaan,
bukan penderitaan berembel-embel persatuan


Timur adalah kita yang terjaga lebih dulu,
timur adalah Indonesia yang tak sabar menunggu

Catatan Najwa Tentang Berani Tampil Beda

Berani Tampil Beda

Setiap orang punya keunikan,
tapi sering tertutupi kebiasaan

Zona nyaman selalu menghadirkan ketenangan,
tak semua siap menghadapi guncangan

Bukankah melelahkan jika selalu ikut tren,
apalagi hanya agar dianggap keren

Menjadi pengikut memang bukan dosa,
tapi jadi diri sendiri itu istimewa

Sesekali harus berani keluar dari rutinitas,
menikmati hidup dengan penuh otentisitas

Menghidupkan kembali kreatifitas,
merayakan imajinasi yang tak berbatas

Memang beresiko mengambil jalan baru,
tapi para pembaharu tahu apa yang layak diburu


Usia terlalu ringkas untuk dilewatkan tanpa melakukan perubahan
Hidup kelewat berharga jika dihabiskan hanya dengan kebiasaan

Minggu, 28 Juni 2015

Antara Hal dan Maqam

Antara Hal dan Maqam

            “Ada beda antara hal dan maqam,” berkata Markesot. “Hal adalah suatu keadaan, suatu bakat, kecenderungan atau genuisitas yang dianugerahkan oleh Allah kepada seseorang. Maqam adalah suatu titik orbit yang diperjuangkan untuk dicapai. Dalam spektrum khalqillah, hukum penciptaan oleh Allah, maqam tertinggi adalah jika seseorang telah berjumpa dengan hal-nya, dan itulah yang terbaik, tertinggi, dan termulia bagi setiap manusia.
            “Tapi, hampir semua manusia menumpahkan energi dan waktunya untuk mencari maqam-maqam yang aneh-aneh, itu pun berdasarkan perhitungan, pamrih, dan kepentingan duniawi: menjadi insinyur, pejabat, penyair, pengusaha, wakil presiden, atau apa pun. Semua jenis maqam itu dilihat sebagai substansi, tidak sebagai metode yang membawanya ke hal yang ditentukan Allah.

Markesot Bertutur Lagi

Emha Ainun Nadjib

Rabu, 10 Juni 2015

Catatan Najwa Tentang Agen Perubahan


Agen Perubahan

Tokoh perubahan datang alamiah,
 tanpa kosmetik dan permainan citra


Tercipta bukan polesan sesaat,
namun kiprah dan pengakuan orang banyak


Mereka tidak besar dari atap menara,
tetapi mengakar dari bawah


Karakter mereka hasil tempaan,
bukan jatuh dari langit kekuasaan


Karya mereka dibangun dalam sunyi,
dengan ikhlas karena cinta pada negeri


Mereka muncul melawan arus,
mendobrak kemapanan yang terlanjur serius


Mereka datang membuat perbedaan,
bukan pelan-pelan menumpuk jabatan

Rabu, 03 Juni 2015

Jadilah Pribadi yang Berguna untuk Semuanya


Jadilah Pribadi yang Berguna untuk Semuanya


Catatan Najwa Tentang Gus Dur


Catatan Najwa Tentang Gus Dus


Nggersaho Maring Pengeran


Nggersaho Maring Pengeran

Ojo nggersah ambi wong liyo,
Ojo nggersah ambi sedulur siro,
Tur ojo nggersah ambi wong tuwo.. .

Nggersaho maring Pengeran,
Sak durunge shubuh sholat sak salaman,
InsyaAllah bakal oleh kegampangan.. .

Cakrawala Itu Kembali Menggoda


Cakrawala Itu Kembali Menggoda

Dan cakrawala di atas itu kembali menggoda, bahkan menyiksa batin kita. Terlambat lagi, tapi tak mengapalah. Karena memang senantiasa kita ketinggalan dengan waktu, ruang dan peristiwa demi peristiwa. Sayang sekali, tapi dengan berkeluh kesah begini, dengan cegatan begitu, dengan gempar, terperanjat dan keterasingan yang demikian itu kiranya masih ada kemungkinan terbuka, ribut-ribut dan bertemu kembali satu dialog satu tatapan. Di bawah cakrawala, dan betapa kita rindukan semuanya itu tempat yang terbuka, telanjang dan lenggang. Barangkali inilah pada yang kita impikan sejak mula pertama, barangkali engkau akan bertanya-tanya dan aku pun pasti bertanya-tanya, memandang engkau sebagai engkau, memandang aku sebagai aku dan akhirnya memandang kita sebagai kita: Manusia ….


Umbu Landu Paranggi

Urgensi Moral Untuk Generasi Harapan


Urgensi Moral Untuk Generasi Harapan

            Krisis moral merupakan suatu keadaan dimana nilai-nilai baik yang seharusnya diterapkan dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat sudah tidak lagi diterapkan. Sebagian besar masyarakat, khususnya pemuda yang sangat diharapkan dapat menjadi pemegang estafet masa depan kini tidak lagi memegang kaidah yang seharusnya menjadi pegangan dalam bergaul dengan orang lain/masyarakat luas, yaitu moral. Moral disebut sebagai pegangan dasar dalam bermasyarakat karena dengan moral tersebut seseorang dapat diterima oleh masyarakat luas.
            Moral yang baik mengajarkan seseorang untuk menempatkan dirinya sesuai dengan tempatnya, bagaimana seseorang bergaul dengan sesama umur, dengan orang yang lebih tua, dengan guru, tentunya berdeda dengan cara bergaul dengan teman-teman sebayanya. Inilah yang perlu menjadi focus perhatian. Sebagai generasi muda seharusnya kita kembali pada aturan yang telah dibuat oleh pendahulu kita, yakni aturan main dalam bergaul dan bermasyarakat dengan masyarakat luas.
            Dalam kehidupan yang serba mudah dan canggih sekarang ini, dunia seakan telah menyempit karena dengan mudah kita mendapatkan apa yang kita inginkan karena semua akses untuk sampai pada apa yang kita inginkan kini semakin mudah dan juga lebih cepat. Kemudahan-kemudahan ini dapat diartikan positif dan juga negative, artian positif ketika dengan kemudahan akses tersebut kita dapat dengan mudah mengembangkan diri untuk menjadi generasi yang benar-benar matang sesuai dengan harapan masyarakat untuk mensejahterakan bangsa. Namun juga dapat diartikan negative ketika dengan adanya kemudahan tersebut kita malah terlena, sehingga kita lebih cenderung memanfaatkan kemudahan tersebut untuk hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan/tidak berguna dan lebih-lebih hal-hal yang sifatnya dapat merusak generasi bangsa. Di sinilah pentingnya moral. Dengan mempunyai sikap/moral yang baik tentunya kita dapat membentengi diri untuk tidak terpengaruh dan tidak terperdaya oleh kemudahan yang ada.


            

Stoikiometri Kompleks Ammmin-Tembaga (II)


Percobaan VI
Stoikiometri Kompleks Ammmin-Tembaga (II)

I.                    Tujuan Percobaan
Menentukan rumus molekul kompleks ammin-tembaga (II)
II.                  Pendahuluan
Dasar pemikiran percobaan ini adalah bahwa apabila ammonia berlebihan ditambahkan ke dalam larutan garam Cu(II) yang telah diketahui jumlahnya maka kompleks berikut ini akan terbentuk.
Cu2+ + xNH↔  [Cu(NH3)x]2+
Karena menggunakan ammonia berlebihan maka kebolehjadian ion kompleks di atas terdisosiasi ke ion yang lebih sederhana seperti [Cu(NH3)x-1]2+, [Cu(NH3)x-2]2+, dan seterusnya menjadi berkurang. Jika ammonia bebas dalam larutan kompleks diekstraksi menggunakan pelarut kloroform dan kemudian ditentukan konsentrasinya maka jumlah ammonia bebas dalam larutan kompleks dapat ditentukan dengan mengetahui koefisien distribusi ammonia dalam kedua pelarut tersebut. Apabila jumlah ammonia yang terkomplekskan dapat dihitung dan rumus molekul kompleks dapat ditentukan.

Pelaksanaan percobaan ini dibagi menjadi 3 bagian:
1.      Penentuan koefisien distribusi ammonia dalam air dan kloroform
Sejumlah tertentu ammonia dalam pelarut air diekstraksi dengan pelarut kloroform, kemudian pada keadaan setimbang dianalisis kandungan ammonianya baik dalam pelarut air maupun dalam kloroform, koefisien distribusi Kd ditentukan dengan persamaan:
Kd =
2.      Penentuan rumus molekul kompleks ammin-tembaga(II)
Sejumlah tertentu ion tembaga(II) dicampur dengan larutan ammonia berlebihan dalam pelarut air, kemudian sisa ammonia diektraksi dengan pelarut kloroform. Banyaknya ammonia bebas dalam pelarut air dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan di atas sehingga jumlah ammonia yang terkomplekskan juga dapat ditentukan dan rumus molekul kompleks dapat ditetapkan.
3.      Perbedaan kekuatan medan antara ligan ammonia dan air
Kekuatan medan ligan dapat diketahui dengan membandingkan serapan larutan antara kompleks ammin dan aquo, dengan menggunakan teori medan kristal.

Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik II, Lab. Kimia Anorganik, FMIPA UGM, Yogyakarta


Stabilisasi dan Isolasi Senyawa Tembaga (I)


Percobaan V
Stabilisasi dan Isolasi Senyawa Tembaga (I)

I.                    Tujuan Percobaan
Mempelajari cara isolasi senyawa tembaga (I) melalui pembentukan kompleks tris(tiourea)tembaga (I) sulfat.
II.                  Pendahuluan
Dalam larutan berair suatu unsur ada dalam beberapa keadaan oksidasi. Tiap-tiap keadaan oksidasi mempunyai stabilitas termodinamika yang berbeda. Stabilitas relatif unsur pada dua keadaan oksidasi yang berbeda dapat dinyatakan sebagai potensial elektroda reaksi sebagai berikut:
Ma+ + (a-b) e-  Mb+     b<a
Potensial elektroda reaksi ini dapaat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Dengan:
n                = jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi
F                = bilangan faraday +96480 C mol-1
E                = potensial elektroda larutan
E0               = potensial elektroda standar
(Ma+)          = aktivitas ion Ma+ dalam larutan
(Mb+)          = aktivitas ion Mb+ dalam larutan

Oleh karena itu setiap spesies yang ditambahkan ke dalam larutan yang menurunkan konsentrasi Ma+ atau Mb+  akan menyebabkan perubahan potensial elektroda karena perubahan rasio (Ma+)/(Mb+). Potensial elektroda dari reaksi di atas menunjukkan apakah stabilitas keadaan oksidasi jauh lebih tinggi bertambah atau berkurang dengan adanya pembentukan suatu senyawa. Namun demikian hal itu tidak memberikan informasi tentang bagaimana kenaikan atau penurunan stabilisasi tersebut dihasilkan. Sebagai contoh dalam percobaan ini dipelajari stabilisasi keadaan oksidasi yang tidak biasa dari logam tembaga.
Tembaga (3d10 4s1) mempunyai keadaan oksidasi +1 dan +2. Keadaan oksidasi yang normal dari tembaga adalah +2, tetapi senyawa yang mengandung Cu (I) yang sudah distabilisasi dapat juga dibuat dalam suatu larutan berair.

1.      Stabilisasi melalui pembentukan  suatu senyawa tak  larut
Potensial elektroda standar untuk reaksi reduksi Cu(I) dan Cu(II)  ada di bawah ini:
Cu+ + e- === Cu0                E0 = 0,52 V
Cu2+ + e- === Cu+               E0 = 0,153 V
Dengan demikian ion Cu(I) dalam larutan berair adalah tidak stabil dengan kecenderungan berubah menjadi Cu(0) dan Cu(II).
2Cu2+ === Cu0 + Cu2+         E0 = 0,367 V
Setiap spesies yang ditambahkan ke dalam larutan yang menurunkan konsentrasi Cu(I) akan menyebabkan naiknya harga potensial elektroda yang terukur. Pengurangan konsentrasi Cu(I) dapat dilakukan dengan menambahkan suatu ion yang dapat membentuk suatu garam tidak larut dengan Cu(I) tetapi tidak dengan Cu(II).

2.      Stabilisasi melalui pembentukan suatu senyawa larut
Selain pembentukan suatu senyawa tak larut stabilisasi Cu(I) dapat juga dilakukan dengan jalan pembentukan senyawa kompleks. Jika senyawa kompleks yang terbentuk cukup stabil maka konsentrasi Cu(I) yang ada akan tereduksi cukup berarti.
Dalam senyawa kompleks disamping terjadi ikatan sigma antara logam pusat dengan ligan juga akan terjadi pemanfaatan elektron ion logam untuk pembentukan ikatan phi. Jika ion logam mempunyai kerapatan electron yang tinggi maka ion logam itu akan lebih siap untuk menyumbangkan electron dalam pembentukan ikatan phi dengan ligan. Dengan adanya ikatan phi ini akan menyebabkan naiknya stabilitas ion kompleks. Dengan demikian suatu jenis ion logam dengan keadaan oksidasi yang lebih rendah akan lebih siap berpartisipasi dalam pembentukan ikatan phi. Untuk keperluan stabilitas Cu(I) dalam larutan thiourea merupakan ligan yang cocok. Senyawa kompleks yang terbentuk adalah ion tris(tiourea)tembaga(I) dengan ikatan koordinasi terjadi antara ion Cu(I) dengan atom S dari thiourea.

Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik II, Lab. Kimia Anorganik, FMIPA UGM, Yogyakarta




Degradasi Fotokatalisis Zat Warna dalam Pelarut Air Menggunakan Fotokatalisis Oksida Logam


Percobaan IV
Degradasi Fotokatalisis Zat Warna dalam Pelarut Air
Menggunakan Fotokatalisis Oksida Logam

I.                    Tujuan Percobaan
1.      Memahami prinsip degradasi fotokatalisis menggunakan bahan semikonduktor
2.      Membandingkan efektivitas degradasi fotokatalisis zat warna menggunakan oksida logam
3.      Memahami kesadaran terhadap lingkungan dan alternatif pengolahan limbah yang bersifat ramah lingkungan dan tidak mahal
II.                  Pendahuluan
      Fotokatalisis didefinisikan sebagai kombinasi proses fotokimia dan katalisis, yaitu proses transformasi kimia yang menggunakan foton sebagai sumber energi dan katalis pemercepat laju transformasi. Proses tersebut didasarkan pada kemampuan ganda suatu material semikonduktor (misalnya TiO2, ZnO, Fe2O3, CdS, ZnS) untuk menyerap foton dan melakukan reaksi transformasi pada antar muka material simultan.
      TiO2 adalah material semikonduktor yang mempunyai energi celah pita (band-gap energy) 3,2 eV. Saat partikel koloid TiO2 mengalami fotoeksitasi (λ<380 nm) dihasilkan elektron, e- dan muatan positif yang disebut hole, h+ sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
                                                           TiO2 + hv                 e- + h+
      Secara berurutan, elektron dan hole memungkinkan berlangsungnya reaksi yang bersifat reduktif dan oksidatif pada antar muka material semikonduktor. Dalam pelarut air, oksigen terlarut bertindak sebagai penangkap elektron, sementara air akan bereaksi dengaan hole menghasilkan radikal OH sebagaimana reaksi berikut:
                              H2O + h+                  .OH + H+
      Radikal OH mempunyai potensial redoks yang cukup tinggi  ≈2,8 V sehingga bersifat sangat oksidatif. Hal ini memungkinkan radikal OH untuk segera bereaksi dengan senyawa organik atau anorganik yang berada dalam air (fotodegradasi). Degradasi total polutan organik ini akan menghasilkan CO2, H2O, dan asam mineral (mineralisasi sempurna).


Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik II, Lab. Kimia Anorganik, FMIPA UGM, Yogyakarta


Kompleks Beberapa Logam Transisi dengan Ion Klorida


Percobaan III
Kompleks Beberapa Logam Transisi dengan Ion Klorida

I.                    Tujuan Percobaan
Mempelajari pengaruh konsentrasi ion klorida pada pembentukan kompleks klor dari logam besi, kobalt, dan nikel dalam resin penukar anion.
II.                  Pendahuluan
Resin penukar ion yang banyak digunakan adalah resin yang memiliki struktur dasar polistiren. Resin ini diperoleh dari proses polimerisasi antara stiren dan divinyl benzene yang menghasilkan polistiren dengan hubungan silang. Polimer ini kemudian dilakukan proses tertentu untuk memasukkan gugus fungsional yang sesuai dengan keperluan. Jika dikehendaki resin ion basa kuat maka dilakukan proses klorometilasi yang diteruskan dengan reaksi amin tersier.
Jika konsentrasi ion klorida kemudian diturunkan misalnya menjadi 5 M maka kompleks klorida akan mengalami kesetimbangan dengan ion kompleks akuo (ligan molekul air) yang tidak terikat kuat oleh resin dan dapat terlepas keluar dari kolom. Ion logam yang membentuk kompleks kurang stabil akan terelusi (terlepas) pada konsentrasi HCl tinggi 9 M. sedangkan ion logam yang membentuk kompleks paling stabil tidak akan terelusi sampai konsentrasi ion klorida diturunkan mencapai 1 M.
Dalam percobaan ini tiga ion logam transisi yaitu besi, kobalt, dan nikel dipilih karena masing-masing logam itu memiliki warna khas dalam larutan yang mengandung ion klorida sehingga dengan cepat dapat diketahui ion logam apa yang ada dalam larutan. Di samping itu ada uji kualitatif yang dapat dilakukan terhadap setiap ion logam tersebut.

Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik II, Lab. Kimia Anorganik, FMIPA UGM, Yogyakarta


Pembuatan Cis dan Trans-Kalium Dioksalatodiakuokromat


Percobaan II
Pembuatan Cis dan Trans-Kalium Dioksalatodiakuokromat

I.                    Tujuan Percobaan
Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat isomer cis dan trans dari garam kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III)
II.                  Pendahuluan
Berdasarkan pada jenis isomer geometrinya senyawa atau ion dapat dibedakan menjadi jenis cis dan trans. Untuk kompleks oktahedral ada dua tipe kompleks yang memiliki bentuk cis dan trans, yaitu MA2B2 dan MA3B3. M merupakan atom atau ion pusat sedangkan A dan B merupakan ligan monodentat.
Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalnya bidentat, maka akan dihasilkan tipe kompleks ML2B2, L merupakan ligan bidentat.
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan mencampur komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh trans-dioksalatodiakuokrom (II) klorida dapat dikristalkan secara pelan-pelan dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cis dan trans dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu, pemisahan isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan cara mengukur kondisi larutan sedemikian sehingga larutan kompleks cis dan trans berbeda, misalnya kompleks cis-diklorobis (trietilstibin) palladium dapat dikristalkan dalam larutan bensen meskipun dalam larutan hanya ada 6% bentuk cis.
Efek Trans
Untuk isomer bujur sangkar, pengertian efek trans dapat digunakan untuk memberi alasan secara umum pada pembuatan isomer cis dan trans. Hasil reaksi penggantian ligan pada kompleks platina bujur sangkar menunjukkan bahwa ligan-ligan tertentu dapat melabilkan gugus/ligan lain yang berada pada posisi trans dengan ligan pengganti tersebut. Ligan yang telah dilabilkan itu kemudian akan diganti dengan ligan yang datang berikutnya.
Kekuatan efek trans dari beberapa ligan dapat diurutkan seperti berikut ini
H2O < OH- < NH3 < Cl- < Br- < r=NO2=PR3 << CO=C2H4=CN
Pada umumnya pembentukan isomer cis dan trans pada kompleks oktahedral dapat dijelaskan dengan menggunakan pengertian efek trans ini.

Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik II, Lab. Kimia Anorganik, FMIPA UGM, Yogyakarta


Ion Kompleks Karbonatotetraaminkobalt(III)


Percobaan I
Ion Kompleks Karbonatotetraaminkobalt(III)

I.                    Tujuan Percobaan
Mempelajari cara pembuatan, cara pemurnian dan karakterisasi ion kompleks (Co(NH3)4CO3)+
II.                  Pendahuluan
Suatu ion kompleks dapat didefinsikan sebagai ion yang tersusun dari atom pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah ion atau molekul netral. Ion atau molekul netral sebagai spesies yang terikat pada atom pusat dalam suatu ion kompleks biasanya dinamakan ligan. Spesies ini memiliki satu pasang atau lebih electron bebas dan berperan sebagai donor pasangan elektron pada pembentukan ikatan koordinasi.
Dalam percobaan ini, ion kompleks (Co(NH3)4CO3)+ akan dibuat dari senyawa asal garam kobalt, Co(NO3)2.6H2O. Apabila dilarutkan dalam air garam ini akan ada dalam bentuk ion kompleks (Co(H2O)6)2+ dan ion NO3-. Pada prinsipnya pembuatan ion kompleks tersebut melibatkan proses penggantian ligan H2Odengan ligan NH3 yang diikuti dengan oksidasi atom pusat dari Co2+ menjadi Co3+. Dalam pelaksanaannya pembentukan ion kompleks (Co(NH3)4CO3)+ ini dilakukan dengan mereaksikan Co(NO3)2.6H2O , NH4OH dan NH4CO3 dalam medium air dan diikuti oksidasi dengan H2O2.
Suatu kenyataan bahwa senyawa (Co(NH3)4CO3)NO3 merupakan Kristal yang agak larut dalam air, maka cara rekristalisasi tidak dapat digunakan dalam pemurnian hasil percobaan ini. Selanjutnya karakterisasi senyawa yang dihasilkan akan dilarutkan dengan mempelajari kelakuan hantaran listrik larutan senyawa yang dihasilkan tersebut.

Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik II, Lab. Kimia Anorganik, FMIPA UGM, Yogyakarta