Percobaan V
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin C Menggunakan HPLC
I.
Tujuan Percobaan
1. Mempelajari cara kerja alat HPLC
2. Melakukan analisis vitamin C dalam
jus buah dan tablet vitamin C dengan HPLC
II.
Tinjauan Pustaka
HPLC merupakan metode pemisahan kromatografi
dengan fasa gerak (mobile phase) cair
dan fasa diam (stationary phase)
padat. Instrument HPLC terdiri atas fasa gerak, pompa, injektor, kolom (fasa
diam), detektor. Fasa gerak dapat berupa pelarut polar seperti metanol dan air
maupun pelarut non-polar seperti n-heksana.
Pelarut yang paling umum digunakan sebagai fasa gerak adalah air, metanol dan
asetonitril. System pemompaan fasa gerak dapat dilakukan dengan dua sistem,
yaitu sistem isokratik, dimana komposisi pelarut selalu tetap selama analisis
dan sistem gradient, dimana komposisi pelarut berubah menurut program komposisi
tertentu. Padatan fasa diam di pack dalam
kolom HPLC. Material penyusun fasa diam menentukan sistem pemisahan yang
dipakai. Ada empat macam sistem pemisahan yang umum yaitu, normal phase dengan material fasa diam berupa silika gel, reverse phase, dengan material fasa diam
biasanya berupa C8 dan C18 (kolom desil dan oktadesil, ODS), sistem penukaran ion (ion-exchange), dan sistem pemisahan berdasarkan ukuran (size exclusion). Metode deteksi HPLC
dapat berdasarkan sifat serapan terhadap UV-Vis (UV-Vis detection), indeks
refraksi (refractive index detection,
RID), fluoresensi, deteksi elektrokimia. Perkembangan terakhir adalah
penggabungan HPLC dengan spektrometri massa yang lebih dikenal sebagai LC-MS.
Metode pemisahan dengan HPLC dapat
dipergunakan untuk keperluan yang sangat luas. Ion-ion anorganik dapat
dipisahkan dengan sistem penukaran ion, senyawa-senyawa organik dapat
dipisahkan dengan menggunakan sistem normal
phase maupun reverse phase.
Sememtara pemisahan makromolekul organik seperti protein dapat dilakukan dengan
menggunakan size exclusion HPLC.
Dengan banyaknya system pemisahan yang dimungkinkan, penggunaan fasa gerak
dengan gradien konsentrasi sangat membantu dalam keperluan optimasi analisis.
Derivatisasi sampel juga dapat digunakan untuk keperluan peningkatan
sensitivitas detektor terhadap sampel, misalnya derivatisasi dengan densil
klorida untuk keperluan detektor fluoresensi.
Asam askorbat merupakan salah satu senyawa
vitamin C. Asam askorbat mempunyai sifat larut dalam air sehingga konsumsi yang
melebihi kebutuhan tubuh dengan mudah dikeluarkan bersamaan dengan urin.
Analisis vitamin C dalam bahan makanan maupun suplemen
makanan sangat berguna untuk informasi perancangan diet sehingga tidak terbuang
percuma. Vitamin C dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan metode volumetri
tetapi metode yang lebih tepat digunakan adalah HPLC.
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Kimia
Organik III, Lab. Kimia Organik, FMIPA UGM, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar