Halaman

Rabu, 03 Juni 2015

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin C Menggunakan HPLC


Percobaan V
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Vitamin C Menggunakan HPLC

I.                    Tujuan Percobaan
1.      Mempelajari cara kerja alat HPLC
2.      Melakukan analisis vitamin C dalam jus buah dan tablet vitamin C dengan HPLC
II.                  Tinjauan Pustaka
HPLC merupakan metode pemisahan kromatografi dengan fasa gerak (mobile phase) cair dan fasa diam (stationary phase) padat. Instrument HPLC terdiri atas fasa gerak, pompa, injektor, kolom (fasa diam), detektor. Fasa gerak dapat berupa pelarut polar seperti metanol dan air maupun pelarut non-polar seperti n-heksana. Pelarut yang paling umum digunakan sebagai fasa gerak adalah air, metanol dan asetonitril. System pemompaan fasa gerak dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu sistem isokratik, dimana komposisi pelarut selalu tetap selama analisis dan sistem gradient, dimana komposisi pelarut berubah menurut program komposisi tertentu. Padatan fasa diam di pack dalam kolom HPLC. Material penyusun fasa diam menentukan sistem pemisahan yang dipakai. Ada empat macam sistem pemisahan yang umum yaitu, normal phase dengan material fasa diam berupa silika gel, reverse phase, dengan material fasa diam biasanya berupa C8 dan C18 (kolom desil dan oktadesil, ODS), sistem  penukaran ion (ion-exchange), dan sistem pemisahan berdasarkan ukuran (size exclusion). Metode deteksi HPLC dapat berdasarkan sifat serapan terhadap UV-Vis (UV-Vis detection), indeks refraksi (refractive index detection, RID), fluoresensi, deteksi elektrokimia. Perkembangan terakhir adalah penggabungan HPLC dengan spektrometri massa yang lebih dikenal sebagai LC-MS.
Metode pemisahan dengan HPLC dapat dipergunakan untuk keperluan yang sangat luas. Ion-ion anorganik dapat dipisahkan dengan sistem penukaran ion, senyawa-senyawa organik dapat dipisahkan dengan menggunakan sistem normal phase maupun reverse phase. Sememtara pemisahan makromolekul organik seperti protein dapat dilakukan dengan menggunakan size exclusion HPLC. Dengan banyaknya system pemisahan yang dimungkinkan, penggunaan fasa gerak dengan gradien konsentrasi sangat membantu dalam keperluan optimasi analisis. Derivatisasi sampel juga dapat digunakan untuk keperluan peningkatan sensitivitas detektor terhadap sampel, misalnya derivatisasi dengan densil klorida untuk keperluan detektor fluoresensi.
Asam askorbat merupakan salah satu senyawa vitamin C. Asam askorbat mempunyai sifat larut dalam air sehingga konsumsi yang melebihi kebutuhan tubuh dengan mudah dikeluarkan bersamaan dengan urin.
Analisis vitamin C dalam bahan makanan maupun suplemen makanan sangat berguna untuk informasi perancangan diet sehingga tidak terbuang percuma. Vitamin C dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan metode volumetri tetapi metode yang lebih tepat digunakan adalah HPLC.

Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik III, Lab. Kimia Organik, FMIPA UGM, Yogyakarta


Tidak ada komentar: